source : detik.net |
Ini hari ke tujuh dalam rangkaian permulaan one Day One Post (ODOP), harusnya sudah ada tujuh postingan
yang nangkring di blog. Namun, kejadiannya tidak seperti yang ditargetkan atau
diharapkan. Baru ada tiga postingan, separuh saja belum. Ini ancaman, karena
aturan yang telah ditetapkan tidak terpenuhi. Besok adalah hari penentuan,
apakah masih bisa bertahan atau tidak.
Alasan paling kuat kembali ikut bergabung dalam komunitas adalah
menghidupkan blog ini. Komunitas ODOP sudah memberikan fasilitas sedemikian
rupa, mulai dari pemberian materi hinga memberikan tips dan trik bagaimana untuk
survive di dunia menulis. Para Admin dan teman-teman yang lain juga sudah
memberikan semangat yang luar biasa agar bisa menulis setiap hari. Tidak hanya
sekedar menulis tanpa makna, sekalipun itu tulisan yang berisi curhat, upayakan
tulisan yang diposting bisa memberikan hikmah, pengetahuan atau inspirasi bagi
pembaca. Dan ternyata, komitmen menulis setiap hari sepenuhnya ditentukan oleh
diri sendiri. Seberapa kuat upaya yang dilakukan untuk tetap komitmen menulis
meski kesibukan merampas hari itu.
Saya, tidak akan menyalahkan siapapun ketika memang
takdirnya tidak bisa bertahan kembali di komunitas ini. Saya memang harus
memaksa diri lebih keras lagi untuk terus mengisi otak dengan nutrisi yang
cukup dan melatih otak berfikir lebih variatif. Termasuk dalam menulis. Saya
harus menemukan formula yang tepat, cara yang paling efektif. Saat ini belum,
tetapi saya yakin esok pasti bisa, asal dilakukan.
Detik jam, terus berlalu. Sudah pukul 00.00 lebih, artinya
batas untuk satu pekan sudah terlewat. Saya akan tetap menulis dan memposting
tulisan ini. Ini bagian dari upaya, jika pada akhirnya saya keluar insyaAlloh
akan memberikan pelajaran tersendiri.
Hari ini, saya pulang ke rumah Ibu dan anak saya baru bisa
tertidur lelap saat jarum jam berada pada angka 23. 45. Menulis 300 kata dalam
waktu lima belas menit? Sebenarnya bisa kalau sudah terbiasa dan apa yang ingin
ditulis sudah mengalir deras. Namun jika masih membutuhkan waktu untuk berfikir
waktu lima belas menit tidak akan cukup. Dan ini terbukti.
Apapun yang akan terjadi, sudah menjadi resiko dan harus
dihadapi. Ketika menulis menjadikan hati dan pikiran lebih segar, harusnya aku
tidak akan berhenti melakukannya. Ketika membaca menjadikan hati dan pikiran
lebih arif dan solutif, harusnya aku akan tetap menjadikannya cemilan atau
bahkan makanan pokok. Ketika memang saya harus gugur bahkan di awal, harusnya
tidak akan menjadikan blog ini kembali berdebu.
No comments:
Post a Comment