Monday, September 10, 2018

Bertahan atau Gugur?

source : detik.net


Ini hari ke tujuh dalam rangkaian permulaan one Day One Post (ODOP), harusnya sudah ada tujuh postingan yang nangkring di blog. Namun, kejadiannya tidak seperti yang ditargetkan atau diharapkan. Baru ada tiga postingan, separuh saja belum. Ini ancaman, karena aturan yang telah ditetapkan tidak terpenuhi. Besok adalah hari penentuan, apakah masih bisa bertahan atau tidak.

Alasan paling kuat kembali ikut bergabung dalam komunitas adalah menghidupkan blog ini. Komunitas ODOP sudah memberikan fasilitas sedemikian rupa, mulai dari pemberian materi hinga memberikan tips dan trik bagaimana untuk survive di dunia menulis. Para Admin dan teman-teman yang lain juga sudah memberikan semangat yang luar biasa agar bisa menulis setiap hari. Tidak hanya sekedar menulis tanpa makna, sekalipun itu tulisan yang berisi curhat, upayakan tulisan yang diposting bisa memberikan hikmah, pengetahuan atau inspirasi bagi pembaca. Dan ternyata, komitmen menulis setiap hari sepenuhnya ditentukan oleh diri sendiri. Seberapa kuat upaya yang dilakukan untuk tetap komitmen menulis meski kesibukan merampas hari itu.

Saya, tidak akan menyalahkan siapapun ketika memang takdirnya tidak bisa bertahan kembali di komunitas ini. Saya memang harus memaksa diri lebih keras lagi untuk terus mengisi otak dengan nutrisi yang cukup dan melatih otak berfikir lebih variatif. Termasuk dalam menulis. Saya harus menemukan formula yang tepat, cara yang paling efektif. Saat ini belum, tetapi saya yakin esok pasti bisa, asal dilakukan.

Detik jam, terus berlalu. Sudah pukul 00.00 lebih, artinya batas untuk satu pekan sudah terlewat. Saya akan tetap menulis dan memposting tulisan ini. Ini bagian dari upaya, jika pada akhirnya saya keluar insyaAlloh akan memberikan pelajaran tersendiri.
Hari ini, saya pulang ke rumah Ibu dan anak saya baru bisa tertidur lelap saat jarum jam berada pada angka 23. 45. Menulis 300 kata dalam waktu lima belas menit? Sebenarnya bisa kalau sudah terbiasa dan apa yang ingin ditulis sudah mengalir deras. Namun jika masih membutuhkan waktu untuk berfikir waktu lima belas menit tidak akan cukup. Dan ini terbukti. 

Apapun yang akan terjadi, sudah menjadi resiko dan harus dihadapi. Ketika menulis menjadikan hati dan pikiran lebih segar, harusnya aku tidak akan berhenti melakukannya. Ketika membaca menjadikan hati dan pikiran lebih arif dan solutif, harusnya aku akan tetap menjadikannya cemilan atau bahkan makanan pokok. Ketika memang saya harus gugur bahkan di awal, harusnya tidak akan menjadikan blog ini kembali berdebu.



No comments:

Post a Comment