"Balqis sudah bisa apa sekarang?" tanya A kepada sahabatnya, B.
"Dia makin pinter, sudah mulai menyebut papa, mama dan geraknya aktif luar biasa," jawab B dengan bangga. "Bagaimana denga Adinda?"
"Sudah latihan jalan, sama niruin gaya Ayahnya kalau diajak main."
Dialog di atas hanya sebuah ilustrasi, bukan kejadian sebenarnya. Seorang ibu baru biasanya akan dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang terkadang merusak mood bahkan merusak beningnya hati. Seorang ibu baru hatinya lebih rentan terserang virus baper dibanding perempuan yabg sudah punya anak leboh dari satu. Apalagi pertanyaan yang menyudutkan dan bernada membandingkan. Wah siap-siap tisu.
Setiap anak terlahir dengan berbagai kelebihan sekaligus kekurangan. Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki dan tidak menonjolkan kekurangan. Tumbuh kembang setiap anak jelas berbeda, tidak sama dan tidak terpaku pada bilangan waktu yang tetap. Sehingga di dalam milestone tumbuh kembang anak dibuat rentang waktu. Nah di sinilah terkadang timbul berbagai perasaan cemas, khawatir dan paranoid. Anaknya si A kok sudah bisa begini, anaknya si B sudah bisa begitu, sedang anakku kok baru seperti ini. Stop! Pikiran semacam itu harus dienyahkan.
Setiap anak membutuhkan orang tua terutama ibu yang bahagia dalam membersamainya. Bahagia erat kaitannya dengan ketenangan hati dan pikiran. Pikiran yang positif akan melahirkan ketenangan hati, dan bahagia akan betah berlama-lama. Anak tidak membutuhkan ibu yang baperan. Setiap anak membutuhkan ibu yang ceria, kreatif, inovatif dan cerewet (nyanyi, mendongeng, mengajak bicara).
Wahai para ibu baru, kendalikan dirimu dan tetaplah pada rel yang tepat. Ingat, anak kita membutuhkan diri kita selalu dalam keadaan prima. Mereka membutuhkan senyum lebar dan nada ceria dalam suara maupun ekspresi kita. Mereka tidak peduli selelah apa ibunya, seberat apa masalah yang sedang ditanggung ibunya atau sepahit apa cerita kehidupan yang sedang dialami. Bagi mereka ibu adalah bantal dalam segala rasa anak-anak.
Bersyukurlah dikasih kesempatan menjadi ibu. Tidak sedikit yang sedang menanti buah hati bahkan bertahun-tahun. So, kita yang sudah dikasih harus beramanah. Jadilah pelaksana amanah sekuat dan.sesempurna yang bisa dilalukan. Sebab waktu dan kesempatan tak pernah terulang. Tetap kaga kewarasan dan jangan lupa minum kopi.
Ketenger, 10032018 22:07
No comments:
Post a Comment