Rintik hujan di luar sana masih terdengar. Sudah tidak sederas tadi. Dingin mulai turun mengendap-endap, bersiap menerkam apa saja yang ada dihadapannya.
Putri kecilku baru saja terlelap. Kantuk sudah bergandulan di ujung-ujung mata, sedang janji belum tertunaikan. Kehabisan ide.
Tekadku hari ini harus tak boleh sama dengan kemaren. Lelap lebih datang dulu dan aku kalah. Kali ini aku harus menang.
Whitey kehilangan pasokan arus tersebab rusaknya charger. Siang tadi tak biaa mencuri sempat. Lalu, terjadilah malam ini. Menulis via ponsel pintar. Meski tidak tahu apa yang akan aku tulis, aki sampaikan. Otak ini bisa jadi kurang pasokan, berasa prosesor pentium satu.
Menulis tidak terlepas dari membaca. Ragam kata yang tercetak berasal dari banyaknya kata yang telah terlahab. Bagaimana akan melahirkan sebuah rangkaian kalimat indah dan bermakna jika asupannya tidak ada. Seperti kita bukan? Bagaimana mungkin akan sehat jika asupan nutrisinya tidak ada.
Mata semakin berat saja untuk terjaga. Masih ingin merangkai kalimat meski hanya beberapa. Namun, semakin liar tak terarah. Sepertinya harus disudahi. Disambung esok hari, setelah otak menerima serangkaian asupan dan kantuk sudah tidak membersamai.
Ketenger, 08032018 22:30
No comments:
Post a Comment