Sabtu, 2 September 2017 kemarin aku cek HB, HBsAg, IMS, HIV, kadar Albumin dan tentu saja kondisi anakku di Puskesmas wilayah tempat tinggal. Ternyata, harus menunggu lama sampai saatnya dipanggil dan menjalani prosedur pemeriksaan. Alasan klasik yang dikemukakan oleh pihak puskesmas setelah aku komplain kenapa lama padahal antrianku nomor satu di poli Kesehatan Ibu dan Anak. Sudahlah, negeri ini memang butuh reformasi terkait pelayanan dan birokrasi, termasuk aku sebagai salah satu abdi negara.
Alhamdulillah, hasil cek ini itu yang disarankan oleh bidan dalam keadaan baik. Kondisi janin kata bidan normal dilihat dari detak jantung per menitnya. Posisi janin memang belum masuk panggul, kalau baca-baca referensi janin masuk panggul di atas 30 week. Hanya saja aku tidak memastikan bahwa posisi kepala janin sudah di bawah atau belum. Mendengarkan detak jantung anakku menjadi lupa segalanya. Fokusnya hanya bahagia. Semoga kalau akhir pekan ini USG, kepala janin sudah berada pada posisi yang seharusnya.
Dua bulan lagi, kamu akan melihat dunia Nak! Status dan tanggung jawabku juga bertambah. Alhamdulillah. Dan semoga Alloh memberiku kekuatan dan energi berlebih untuk menjalani babak baru. Aamiin.
Nak, amah Reni cerita kalau posisi debaynya belum berada pada posisi seharusnya. Kita doain semoga semuanya baik-baik saja ya! Oia, amah Reni itu teman nananina sekaligus saudara seperjuangan Bunda dalam per-Cakep-an Temanggung. Kelak, anak pertamanya akan menjadi saudaramu, semoga jenis kelamin kalian sama. Usia kalian juga hanya bertaut hari. Semoga kalian sehat ya sampai pada saatnya melihat dunia. Semoga kelak kalian menjadi bagian dari estafet perjuangan untuk menegakkan risalah di negeri ini. Aamiin.
Nak, kalau sampai saatnya nanti kamu melihat dunia dan Bunda harus bekerja, baik-baik di rumah ya! Bunda akan membersamaimu di waktu sore hari hingga pagi hari. Kita manfaatkan waktu dengan baik, ingatkan dan bantu Bunda untuk bisa memenuhi hakmu dengan baik. Kita berjuang bersama untuk menjadi manusia yang bermanfaat ya Nak!
Nak, Bunda tidak akan beralasan bahwa bekerjanya Bunda untukmu, demi kamu, demi masa depan dan lain sebagainya. Bunda bekerja karena tugas yang harus dilakukan, keputusan yang telah Bunda ambil sebelum engkau ada. Setiap manusia punya peran masing-masing, nah Bunda mengambil peran untuk menjadi abdi negara. Pertama, sebagai wujud bakti Bunda pada Kakek Nenek dengan memenuhi keinginan mereka. Kedua, sebagai aplikasi dari kesarjanaan Bunda. Ketiga, karena ada tanggungjawab lain yang kelak akan Bunda ceritakan secara langsung. Bekerjanya Bunda bukan berarti mengesampingkan kehadiranmu atau menomorsekiankan kamu. Kehadiranmu adalah rejeki yang tak ternilai, dan bahagianya Bunda juga tak bisa diganti. Bunda titipkan kamu sama Alloh, Mamih, Budhe, Bulik yang kelak akan menjagamu ketika Bunda atau Ayah tidak ada di sampingmu. Beritahukan apa-apa yang kamu rasakan atau pengalaman yang kamu peroleh ketika Bunda tidak ada. Bunda akan berusaha mendengarkan dengan baik dan tersenyum serta memelukmu sebagai wujud cinta yang tak terkira.
Nak, teruslah tumbuh dan berkembang dengan baik. Bunda, menunggumu di sini.
No comments:
Post a Comment