"Ada keluhan lain ngga Mba?" tanya bidan.
"Bagian tubuh belakang, mulai dari punggung hingga pinggang trus kaki, sering pegal dan sakit Mba!" jawabku. Bidan di depanku masih relatif muda, barangkali hanya beda beberapa tahun di atasku. Pembawaannya yang ramah, riang membuatku nyaman konsultasi kepadanya. Sengaja aku memilih jum'at sore selepas kerja agar bidan tersebut yang memeriksa.
"Itu wajar, ini belum seberapa. Nanti menginjak usia kandungan di atas 30 minggu akan semakin terasa pegal-pegalnya. Hal itu disebabkan perut yang semakin membesar dan otot-otot tulang ikut ketarik. Akan tetapi, itulah nikmatnya orang hamil, alhamdulillah Mba dikasih kesempatan untuk itu. Saya saja yang sudah menunggu lama belum juga. Eh, kok malah jadi curhat." jawab bidan sambil tersenyum kemudian.
"Ayo Mba, saya cek dulu tinggi janin sama detak jantungnya."
Fabiayyi alaa-i Rabbi kumaa tukadzdzibaan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ada perasaan bahagia, haru, ajaib dan segenap perasaan lain yang sulit untuk dilukiskan setiap kali mendengar detak jantungnya, merasakan gerakannya atau melihatnya di layar monitor USG. bArangkali segenap perasaan inilah yang tidak dimiliki oleh perempuan lain yang tidak hamil. Maka segalanya menjadi nikat tak terkira. Banyak di luar sana yang masih terus harus menunggu, sedang usia pernikahan mereka sudah berbilang. Namun, tidak sedikit perempuan-perempuan tega memutus harapan hidup bayi yang dikandungnya dengan dalih dan berbagai macam alasan, tidak sedikit yang kemudian menelantarkan atau bahkan menjual anaknya dengan alasan yang tidak logis.
Dunia memang kadang berbalik-balik atau sengaja dibalik-balikan oleh mereka manusia-manusia tak bertanggungjawab. Dunia terkadang mendadak menjadi gelap, bagi mereka-mereka yang jauh dari rasa sukur hingga hal-hal yang tak logis menjadi rasional dan yang tabu menjadi layak untuk dilakukan. Dunia ini semakin entah, justru disaat teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Ada perasaan was-was yang kadang menggoda, dunia seperti apa yang kelak akan dihadapi anakku, orang-orang macam apa yang akan ditemuinya. Ah,...ku titipkan pada Sang Pemilik dan sebaik-baik penjaga.
"Bunda mendengar detak jantungmu, nak. Bunda merasakan setiap gerakanmu, nak. Teruslah tumbuh dan berkembang dengan baik." kubisikkan kebahagiaan ini padanya, degub jantungku pertama, agar ia tahu betapa bahagianya aku atas kehadirannya.
"Detak jantungnya 140 kali per detik ya Mba! Normalnya 120 - 160 kali per detik." aku mengangguk dan tersenyum.
"Datang lagi sebulan lagi, kalau ada keluhan silahkan untuk datang walaupun belum satu bulan. Banyak istirahat,olah raga ringan. Sehat-sehat terus ya Mba!"
"Baik. Terimakasih ya Mba!
Hari ini, usia anakku tepat 26 minggu 5 hari dalam kandungan, atau masuk trimester ke-tiga. Alhamdulillah, hingga hari ini semuanya baik-baik saja. Keluhan yang sempat kuutarakan sama bidan adalah sebuah kewajaran. Fitrahnya memang begitu. Semoga semuanya akan terus baik-baik saja hingga saatnya anakku melihat dunia, pun setelah ia lahir.
Terus ku langitkan dedo'a pada Rabbku Sang Pemilik dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu untuknya, degub jantungku pertama. Agar kelak ia menjadi manusia yang lebih taat pada Alloh, Rabb semesta serta lebih baik dari aku dan juga ayahnya. Aamiin.
Terimakasih ya Rabb, atas segala nikmat dan kesempatan ini, bimbing aku menjadi ibu yang meneduhkan dan mampu mengantarkan anakku untuk mencintaiMU dan seluruh jalan yang engkau pilihkan. Semoga Engkau memberikan kesempatan yang sama kepada saudara perempuan lainnya yang saat ini masih menunggu degup jantungnya hadir dalam diri dan dunia mereka.
Bojongsari, 21 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment