Friday, July 7, 2017

Mikir



Ramandhan telah berlalu begitu cepat. Dan tahun ini aku tidak bisa puasa hingga akhir. Kondisinya tidak sesuai dengan harapan. Muntah, pusing dan keluhan lain hingga akhirnya memilih tidak melanjutkan puasa. Ada kecewa yang masih menggantung hingga hari ini, ibadah pun belum bisa maksimal. Semoga tahun depan masih bertemu ramandhan dengan kerempongan yang berbeda tentunya dan semoga lebih bisa membawa makna lebih. Aamiin.

Lebaran juga telah usai. Masing-masing telah kembali pada aktivitas dan rutinitas, tak jauh beda denganku. Berangkat jam tujuh pagi pulang setengah empat, mulai Senin hingga Jum'at dengan aktivitas kerjaan kantor yang tidak banyak. Alhasil ini justru memperkeruh keadaan. Semangat semakin mengendur dan mimpi-mimpi seakan semakin samar.

Kemaren, sempat share ke teman kenapa hamil malah semakin malas? jawaban dia, sama. Ah, barangkali bukan masalah hamilnya tetapi lebih kepada diriku yang memang belum berupaya kuat membabat abis kemalasan yang membelenggu.

Perut yang terus membesar memang sedikit banyak memang berpengaruh pada aktivitas fisik. Namun, harusnya tidak untuk aktivitas otak, membaca misalnya. Virus membaca yang dulu menjadi bagian dari diriku, perlahan pun mulai hilang kekuatannya.

Ingat peran seorang ibu yang kelak akan diemban dengan segala kewajiban yang tidak ringan membuatku merenung pagi ini. Nampaknya, aku harus mencari cara agar kemalasan ini perlahan luntur dan hilang, berganti dengan kobaran semangat untuk belajar dan memperbaiki kualitas diri. Mimpi yang terkesan mengabur, biarlah. Usaha untuk meraihnya itu yang terpenting, masalah nanti akan menjadi kenyataan atau tidak, sudah menjadi garis takdir yang harus kuikhlaskan.

Coba hitung menghitung usia janin dalam versi masa subur, ternyata oh ternyata, janinku akan atau sudah 120 hari. Itu artinya Alloh akan atau sudah meniupkan ruh ke dalam janin. Alloh, ternyata secepat ini. Barangkali inilah yang memperkuat motivasiku untuk meningkatkan semangat memperbaiki diri. Maka benar adanya, bahwa isu masyarakat tentang anaklah sumber kekuatan dan rejeki berharga hingga pengorbanan apapun dilakukan. Walaupun aku belum sedramatis itu sih, tetapi setidaknya menjadi lebih banyak mikir kudu lebih baik (mikir dulu, diikuti tindakan semestinya, semoga).

Maka hari ini, jadilah diriku curhat ngalor ngidul begini. Ini dalam rangka proses mencari inspirasi dan cara mengaktifkan kembali sel-sel neuron yang sudah lama dormansi. Nyatanya butuh rangsangan yang signifikan agar benih berkecambah setelah dormansi dalam jangka waktu yang relatif lama (efek jadi pegawai benih :D).

Do'a - do'a baik harus dikuatkan, agar gerakannya meroket hingga menembus penduduk langit. Berbagai harapan baik terlintas dan terucap untuk degub jantungku yang pertama. Semoga Alloh mengijabah dan memberikan kekuatan kepadaku untuk mengantarkan anakku menjadi bagian dari orang-orang baik yang membaikkan. Aamiin.


Bojongsari, 07072017


No comments:

Post a Comment