Sunday, August 7, 2016

Episode Malam Minggu

Sumber gambar : klik aja

Hujan menemani malam mingguku yang sendiri. Warga kos yang lain punya acara masing-masing. Malam ini sudah diniatkan untuk menamatkan satu buku lagi, namun tiba-tiba konsentrasi pecah. Ya sudah, beralihlah pada keinginan untuk menggambar. Sudah lama tanganku tidak menari dengan pena di atas kertas putih. Rindu.

Hujan semakin membahana. Suara musik yang mengalun dari whitey (sebutan untuk netbook kesayangan), kalah. Aku mulai menyatu dengan pena dan sketch book. Asal saja, yang penting menggores. Hakikat doodle kan memang demikian asalnya, meski sekarang sudah berkembang dan bahkan menjadi komunitas doodle art. Setengah jalan, mendadak hilang konsentrasi. Aku putuskan untuk berhenti.

Whatsapp dan bbm berdatangan, salah satunya sahabat semasa kuliah. Berawal dari tanya aku masih hidup atau ngga, lagi apa, dan berlanjut pada diskusi yang menarik. Tentang mimpi, perasaan, keinginan dan tujuan hidupku. Ia bertanya apa saja yang sudah aku lakukan untuk meraih itu semua. Ini seperti dapat pertanyaan dosen waktu sidang skripsi dan otak blank. Bagaimana rasanya? Ini seperti makan gado-gado pake cabai setan (cabai rawit yang pedes banget) tanpa kacang dan gula. Dan akhirnya ngga banyak ngomong karena kepedasan.

Berbagai pertanyaan terus mengalir. Ia pun meminta hasil foto. Menanyai tentang makna dari masing-masing foto yang aku ambil. Ia pun melayangkan pendapatnya dengan meminta ijin terlebih dahalu padaku, dan tentu saja aku menyambutnya dengan senang. Aku kemudian mengirimi hasil gambarku dan komentarnya, ribet. Aku tertawa, mungkinkah aku seribet gambar itu? Jawabannya sangat mungkin. Aku juga bercerita tentang perjalanan menulis. Aku sangat berterimakasih atas respon positifnya. Diskusi terus mengalir, hingga peta yang kurencanakan mulai tergambar jelas. Ia membantuku mengurai benang kusut yang aku buat sendiri.

Terkadang diri kita terlalu jauh berpikir tapi tidak dengan usahanya. Pengennya selangit tapi usahanya tidak seluas bumi dan lautan. Jadi ya ngga bakalan ketemu. Bertahun-tahun aku memelihara mimpi ini, usaha pun sudah ditempuh tetapi ya belum futuh. Masih setengah-setengah dan masih beralasan. Padahal yang dibutuhkan adalah totalitas dan usaha maksimal. Masalah hasil itu sudah urusannya Alloh.

Alloh begitu baik pada hambaNYA, padahal masih sering lupa bersyukur. Alloh mengirimkan sahabat untuk memberikan nasehat dan semangat untuk bangkit. Niat yang sudah ku proklamirkan harus segera dilaksanakan agar aku bisa menjadi sebaik-baik manusia. 

"Langit memang luas, tetapi bukan tempat orang peragu. Tentukan satu bintang yang ingin kau pilih. Upayakan kau mencapainya. Baru ambil bintang yang lain," begitu kalimat yang ia sampaikan kepadaku. Ku tuliskan di sini, agar bagi siapapun yang membaca bisa kembali menggenggam mimpinya. Agar pahala kebaikan mengalir untuk sahabatku itu. Aamiin.

Terimakasih Alloh, terimakasih sahabat. Malam mingguku kali ini bukan sekedar malam libur untuk jeda pekerjaan. Semoga ini menjadi jejak baru untuk bintangku yang akan memberikan sinar untuk orang lain. Aamiin.

Purwokerto, 07082016

No comments:

Post a Comment