Sunday, July 31, 2016

Sebab Masing-Masing Memang Berbeda

Sumber gambar : http://www.ummi-online.com/
Hati terkadang riuh bernyanyi menakar kehidupan orang lain, lalu membandingkan dengan kehidupan sendiri. Ada yang menyayat, luka. Senjata itu bernama iri. Semakin riuh, semakin parah sayatan yang terbentuk. Sakit. Lalu, hilanglah segala kesyukuran yang seharusnya mendiami.

Setiap manusia punya episodenya masing-masing, jalan cerita yang berbeda, dan tak bisa disamakan. Tentu bukan tanpa maksud Alloh membuatnya demikian. Ada pembelajaran di dalamnya. Bersyukur dan belajar. Bersyukur, jika kita berjumpa pada kisah yang tragis. Belajar, jika kita berjumpa pada kisah yang manis. Demikianlah seharusnya, saling menakar kedalaman hati untuk bersyukur dan belajar. Bukan iri kemudian saling membenci.

Setiap manusia hakikatnya memang berbeda dengan yang lainnya. Meski secara morfologi hampir sama, namun secara fisiologi dan kimiawi berbeda sehingga akan berimbas pada sikap, sifat, kecerdasan beserta yang lainnya. Sungguh wajar dan logis jika perbedaan itu berlanjut pada kisah yang berbeda.

Kebahagiaan itu bukan terletak seberapa besar kesamaan yang ada, bisa jadi justru sebaliknya. Pernah ada tayangan reality show di sebuah televisi yang bertajuk tukar nasib. Si kaya dan si miskin. Kedua keluarga yang bertukar rumah dan aktivitas kesehariannya. Apa yang kemudian mereka rasakan? Apakah seperti yang mereka bayangkan? Bahwa menjadi kaya adalah bahagia, dan kenyataannya tidak demikian. Mereka akan bahagia pada posisi masing-masing. Begitulah Alloh akan memberikan kehidupan sesuai dengan manusia itu sendiri. Kesiapan kita untuk menjadi apa dan siapa.

Mari menjadi lebih baik! Mensyukuri, menikmati, berbagi dan mengoptimalkaan kapasitas diri. Sebab mengeluh bukan solusi, justru mempersempit hati.

Kedu, penghujung juli 2016.






No comments:

Post a Comment