Mimpi itu hidup sejak aku mengenal aksara dalam rangkai cerita. Halus merambat, hidup dalam relung angan. Kemudian babak cerita aku mulai, meski jalan tak semudah bayangan. Kalah lalu menyerah.
Apakah kemudian aku lupa? Ternyata tidak. Aku terus mencoba untuk terus merangkai bait-bait aksara. Dan lebih sering kalah. Tak apa, setidaknya aku belajar dari setiap kekalahan itu.
Tahun-tahun berlalu begitu saja. Berbagai aktivitas membuatku sedikit abai dan upayaku menurun drastis. Rupaya Alloh punya banyak rencana. Hingga aku bergabung dengan grup ODOP yang memberiku ruang untuk belajar. Menyepuh semangat yang hampir punah. Di sana aku tidak hanya belajar tentang menulis, namun juga hal lain yang memberikan manfaat. Ruang diskusi yang menyenangjpkan. ODOP adalah himpunan manusia yang luar biasa. Hukum seleksi alam pun berlaku di sini. Lagi-lagi godaan itu datang atau aku yang memang tidak bersungguh-sungguh? Jawaban yang tepat sepertinya yang kedua. Ketidakdisiplinanku memaksaku tahu diri dan undur diri. Ingin tahu bagaimana rasanya?
Rasanya berbagai jelas berbagai macam. Kekhwatiran yang paling mendominasi. Apakah setelah aku keluar, aku akan bisa lebih eksis menulis? Tergabung dalam grup saja aku banyak absen, bagaimana kalau tidak? Inilah konsekuensi yang harus aku hadapi, resiko yang kemudian harus aku atasi. Aku harus memaksa diri lebih lagi, untuk terus belajar menjadi penulis yang tidak hanya sekedar menulis.
Baiklah, sebagai paragraf penutup sekaligus inti dari postingan kali ini, jangan protes kalau menjadi aneh. Aku mengucapkan terimakasih kepada Bang Syaiha atas segala ilmu dan inspirasinya, teman-teman keluarga ODOP Batch 1 yang luar biasa,meski sudah tidak lagi warga ODOP tetap kunjungi blogku ya! Maafkan atas segala khilaf yang pernah terukir. Selamat berkarya teman! Salam menulis.
Tetap dan teruslah menulis ya mbak.. Semoga selalu semangat..
ReplyDeleteInsyaalloh bang, terimakasih.
Delete