Thursday, February 18, 2016

Negriku

Sumber gambar: https://gemgi.files.wordpress.com/2012/03/untitled-11.jpg?w=704

Negeriku sedang sakit, macam-macam pula. Penghuninya semakin banyak mengeluh, banyak nada sumbang berirama protes penuh aura kekecewaan dari berbagai penjuru. Kalimat di koran menyudutkan pihak A, kalimat di TV menyudutkan B, trending topic di media social menyudutkan C, video yang bererdar di youtube menyudutkan D. Berawal dari persegi yang punya empat sudut, namun seiring jarum jam berputur akan menjadi bangun dengan banyak sudut yang saling berimpit bahkan mematikan. Aku sedih.

Belum lama ini negeriku dihebohkan dengan bom Sarinah yang berujung pada isu terorisme. Namanya juga negeri penghasil sinetron dan komedian, suasana tegang berubah menjadi adegan lebay ala sinetron disusul stand up comedy di medsos. Miris bukan?

Akhir bulan kemarin ribut soal kopi rasa sianida yang menelan korban jiwa, disusul heboh berita munculnya virus zika, disusul pro kontra LGBT, tabrak lari, penganiyayaan, KPK yang baru, kebijakan pemerintah yang dinilai banyak cacatnya, lumpur lapindo, terus sekarang lagi panas-panasnya ngomongin penertiban Kalijodo. Apakah keributan sebelumnya telah selesai? Belum juga, masalahnya menjadi tumpang tindih. Mengambang dan akhirnya tak berbekas. Padahal itu yang baru aku tahu, masih banyak yang lain. Aku kadang jadi males pake banget buat yang namanya mencermati berita. Keraguan itu selalu menggoda, ini berita bener ga si? jangan-jangan cuma rekayasa doang. Sebuah skenario untuk mengalihkan isu. Jujur otakku kadang menjadi paranoid gitu. Yah seperti yang digambarkan di novel-novelnya bang Tere Liye atau di drama korea seperti Pinokio gitu. Banyak drama tersembunyi di balik gencarnya sebuah berita.

Emang sih, penyakit negeriku macam-macam, namun bukan berarti tak ada baik-baiknya sama sekali. Negeriku masih punya kekuatan, hanya saja saat ini kekuatan itu seperti tenggelam. Samar, tak terlihat jelas. Kalau mikir betapa ribetnya negeri ini rasanya campur aduk, seperti kuah bakso dicampur nasi tambah bakwan goreng. Kebayang kan rasanya? Nah, biar negeri kita juga punya sisi baik yang nantinya bisa membantu penyembuhan berbagai penyakit yang melanda, sebagai manusia yang beriman dan punya cita-cita, yuk mari berbenah diri dan terus menebar motivasi yang akan berbuah kebaikan hakiki.

Aku sih emang belum well seutuhnya, bukan pula tokoh inspirasi yang punya banyak fans, but tidak salahnya aku mengajak siapa saja yang masih peduli. Kalau bukan kita, siapa lagi? Jadilah kompor kebaikan bukan kompor ledug yang bikin mabuk. Kita hidup hanya sekali, tidak bisa reinkarnasi, kalau tidak sekarang kapan lagi?

Berita terkadang simpang, bisa jadi malah berbalik kebenarannya. Melihat, mendengar dan membaca berita saat ini ada baiknya menempatkan diri sebagai pembelajar sastra. Ada makna tersirat ada makna tersurat yang banyak berambigu dan memakai kata kiasan. Kalau hanya dipahami kulitnya bisa termakan lalu menyulut api dalam sekam. Lalu hangus dan terinjak.

Aku pikir perlu untuk membuat perusahaan berita tandingan. Meski kebenaran dan kejujuran menjadi barang termahal di negeriku saat ini. Artinya harus menyiapkan mental, dana  dan energi yang tidak sederhana. Siap? Jika belum, segera tengadahkan tangan lalu banyak berdoa. Kata Alloh, doa itu bisa mengubah segalanya. Aku percaya, tetapi bagaimana denganmu, bagaimana degan mereka? Berbaik sangka saja deh!

Purwokerto, 18022016
#OneDayOnePost #FebruariMembara



No comments:

Post a Comment