Sumber gambar: https://gemgi.files.wordpress.com/2012/03/untitled-11.jpg?w=704 |
Negeriku sedang sakit,
macam-macam pula. Penghuninya semakin banyak mengeluh, banyak nada sumbang
berirama protes penuh aura kekecewaan dari berbagai penjuru. Kalimat di koran
menyudutkan pihak A, kalimat di TV menyudutkan B, trending topic di media social
menyudutkan C, video yang bererdar di youtube menyudutkan D. Berawal dari
persegi yang punya empat sudut, namun seiring jarum jam berputur akan menjadi
bangun dengan banyak sudut yang saling berimpit bahkan mematikan. Aku sedih.
Belum lama ini negeriku
dihebohkan dengan bom Sarinah yang berujung pada isu terorisme. Namanya juga
negeri penghasil sinetron dan komedian, suasana tegang berubah menjadi adegan
lebay ala sinetron disusul stand up
comedy di medsos. Miris bukan?
Akhir bulan kemarin ribut soal
kopi rasa sianida yang menelan korban jiwa, disusul heboh berita munculnya virus
zika, disusul pro kontra LGBT, tabrak lari, penganiyayaan, KPK yang baru,
kebijakan pemerintah yang dinilai banyak cacatnya, lumpur lapindo, terus sekarang
lagi panas-panasnya ngomongin penertiban Kalijodo. Apakah keributan sebelumnya
telah selesai? Belum juga, masalahnya menjadi tumpang tindih. Mengambang dan
akhirnya tak berbekas. Padahal itu yang baru aku tahu, masih banyak yang lain.
Aku kadang jadi males pake banget buat yang namanya mencermati berita. Keraguan
itu selalu menggoda, ini berita bener ga si? jangan-jangan cuma rekayasa doang.
Sebuah skenario untuk mengalihkan isu. Jujur otakku kadang menjadi paranoid
gitu. Yah seperti yang digambarkan di novel-novelnya bang Tere Liye atau di drama
korea seperti Pinokio gitu. Banyak drama tersembunyi di balik gencarnya sebuah
berita.
Emang sih, penyakit negeriku
macam-macam, namun bukan berarti tak ada baik-baiknya sama sekali. Negeriku
masih punya kekuatan, hanya saja saat ini kekuatan itu seperti tenggelam.
Samar, tak terlihat jelas. Kalau mikir betapa ribetnya negeri ini rasanya
campur aduk, seperti kuah bakso dicampur nasi tambah bakwan goreng. Kebayang
kan rasanya? Nah, biar negeri kita juga punya sisi baik yang nantinya bisa
membantu penyembuhan berbagai penyakit yang melanda, sebagai manusia yang
beriman dan punya cita-cita, yuk mari berbenah diri dan terus menebar motivasi
yang akan berbuah kebaikan hakiki.
Aku sih emang belum well seutuhnya, bukan pula tokoh
inspirasi yang punya banyak fans, but
tidak salahnya aku mengajak siapa saja yang masih peduli. Kalau bukan kita,
siapa lagi? Jadilah kompor kebaikan bukan kompor ledug yang bikin mabuk. Kita
hidup hanya sekali, tidak bisa reinkarnasi, kalau tidak sekarang kapan lagi?
Berita terkadang simpang, bisa
jadi malah berbalik kebenarannya. Melihat, mendengar dan membaca berita saat
ini ada baiknya menempatkan diri sebagai pembelajar sastra. Ada makna tersirat
ada makna tersurat yang banyak berambigu dan memakai kata kiasan. Kalau hanya
dipahami kulitnya bisa termakan lalu menyulut api dalam sekam. Lalu hangus dan
terinjak.
Aku pikir perlu untuk membuat
perusahaan berita tandingan. Meski kebenaran dan kejujuran menjadi barang termahal
di negeriku saat ini. Artinya harus menyiapkan mental, dana dan energi yang tidak sederhana. Siap? Jika
belum, segera tengadahkan tangan lalu banyak berdoa. Kata Alloh, doa itu bisa
mengubah segalanya. Aku percaya, tetapi bagaimana denganmu, bagaimana degan
mereka? Berbaik sangka saja deh!
Purwokerto, 18022016
#OneDayOnePost #FebruariMembara
No comments:
Post a Comment