Sumber : http://www.molto.co.id/media/molto/klimg/news/2014/09/28/3744/664xauto-inilah-yang-anda-lakukan-di-hari-senin-140928i.jpg |
Atas nama profesionalitas dan kebutuhan, aku memaksakan diri untuk beranjak. Menebas malas yang memberati. "Masih banyak yang harus ku selesaikan, aku harus mengalahkan kemalasan ini," batinku.
Aku menyambar handuk dan teman-temannya menuju kamar mandi. Mengguyur raga dengan air dingin, berharap seluruh sel-sel yang menyusun tubuhku kembali utuh.
Melihat bantal dan selimut yang tertata rapi, merayu mata untuk kembali mengakrabinya. Namun waktu dan keadaan tak bisa mengijinkanku. Aku harus segera bersiap, kalau tidak ingin daftar keterlambatanku bertambah.
Jam di tanganku menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, angkot yang dinanti belum juga datang. Ramai kendaraan yang berlalu lalang menambah pening kepalaku, penyakit yang kerap kali muncul ketika raga ini membutuhkan lelap yang berkualitas. Lima menit kemudian, angkot yang membawaku sampai kantor, merapat.
Tepat jam tujuh kurang 5 menit kakiku mendarat di kantor. Lima menit kemudian, apel pagi dilaksanakan. Hari ini para pimpinan sedang dinas luar, sedikit lega karena pekerjaan akan lebih ringan (ini kebahagiaan tersendiri bagi seorang staf, mungkin pembaca juga, hehehe). Revisi draf Juklak dan Juknis, pembuatan nota dinas perjalanan, rencana monitoring menanti untuk ku selesaikan. Aku nyalakan whitey (sebutan untuk netbook), sembari menunggu booting, aku membuka beberapa pesan yang masuk ke ponselku.
Beberapa menit kemudian, seorang teman melewati depan mejaku dan berkata,
"Mba, ga ngopi?" katanya.
"Ada air panas?" tanyaku.
"Ada tuh, aku baru saja ngrebus,"
"Oke," aku melangkah menuju dapur, menyeduh kopi hitam dalam cangkir keramik cokelat. Berharap pening yang menyerang hilang melebur bersama seduhan kopi yang melewati kerongkonganku.
Waktu berjalan seperti biasanya tentunya, hanya suasanya berbeda. Istirahat makan siang datang, menu hari ini adalah mie naga (mie ayam tanpa kuah). Seorang teman menyarankan menu siang ini adalah mie naga, menjawab penasaranku akan makanan itu. Rejeki memang punya jalannya sendiri. Alhamdulillah, perut sudah terisi dengan baik. Pening pun hilang bersama habisnya kopi dan pedasnya mie naga.
Selesai meregangkan badan, mengistirahatkan otak dan whitey, aku kembali dengan pekerjaanku. Menyelesaikan yang masih menunggu.
Alhamdulillah pekerjaan telah selesai, masih ada waktu yang tersisa sebelum jam pulang kantor. Aku memilih untuk membuka blog. Mencoba blog yang sudah selesai diotak-atik dan menarikan jemariku untuk menulis tantangan pertama di bulan Februari dari OneDayOnePost, sekalian numpang posting gratis. Anggap saja sebagai ganti lembur sabtu kemarin, sehingga tidak dicatat korupsi oleh yang mencatat amal kebaikan. Berharap demikian.
Senin di kantor hampir selesai. Perlahan malas yang tadi pagi membayangi terkikis oleh waktu dan aktivitas. Esok hari akan bertemu dengan aktivitas dan pekerjaan yang berbeda. Jeda waktu setelah pulang kantor nanti, semoga akan terus mengikis kemalasan, menggantinya dengan energi untuk esok hari.
Senin, selasa, rabu dan nama hari lainnya hanyalah sebuah nama. Kejadian yang akan mewarnainya pastilah berbeda dan menyikapinya seperti apa bergantung diri kita.
Ini saja catatan hari ini, sebagai pertanda awal bulan ini. Meski ku awali hari dengan kemalasan namun aku tak memilih untuk melanjutkannya. Menepis dan memaksa diri untuk terus bergerak adalah salah satu cara yang aku pilih untuk memutus rantai belenggu kemalasan.
#OneDayOnePost #FebruariMembara1
Like this dah! Ceritanya sih biasa tapi cara berceritanya. Bikin betah baca
ReplyDeletethankyou mba Febie
ReplyDelete