Friday, October 14, 2022

Self Bonding with Writing, Writing is Healing


Sudah lama rumah ini tidak ku sambangi. Hari-hariku di telan rutinitas dan kewajiban lain. Seharusnya aku masih bisa menyapanya meski hanya beberapa kalimat. Namun, fakta berbicara lain. 


Aku tidak menyadari bahwa ada bertumpuk-tumpuk keinginan yang tidak sesuai kenyataan yang tumbuh menjadi kekecewaan, kemarahan, iri dan perasaan lainnya. Aku seringkali menyesali kenapa aku melewatkan banyak hal yang seharusnya membuatku menjadi seperti ambisiku. Hingga puncaknya, aku gagal meraih apa yang aku mau. Satu lagi, aku merasa belum bisa menjadi ibu yang maksimal membersamai tumbuh kembang anakku.


Perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran liar tidak sadar membuatku jauh dari rasa syukur dan produktif. Aku melarikan diri ke dunia maya baik media sosial maupun belanja online (tepatnya milih barang dan memasukkan ke dalam keranjang tidak berujung chekout) yang awalnya aku anggap sebagai refreshing. Kenyataannya, aku justru terlempar jauh dari kata "fresh". 


Aku belum bisa begitu bebas mengekspresikan segala kegelisahan, kemarahan, kekecewaan dan keinginan kepada pasangan hidupku. Aku merasa bahwa ini harus aku selesaikan sendiri. Aku butuh menyembuhkan diriku dengan caraku. Aku sering mendengar bahwa dengan menulis bisa menjadi salah satu cara healing. Aku pun sudah mencobanya, namun belum sepenuhnya berhasil. Saat aku melihat flyer webinar gratis tentang Self Healing with Writing yang akan diisi oleh Kak Jee Luvina dan Bunda Erlik Isfandiari, tergerak tanganku untuk mendaftar. Aku berharap aku bisa lebih maksimal melakukan penyembuhan.


Aku tidak bisa menahan air mata saat Kak Jee dan Bunda Erlik menyampaikan materi. Apalagi saat mereka membaca komentar dari peserta. Ada yang sama dengan kondisiku. Merasa tidak maksimal dalam diri, ada bertumpuk kekecewaan yang tidak selesai. Bunda Erlik menyampaikan bahwa kalau anak-anak di rumah rewel berarti ada masalah dalam diri orang tuanya. Aku langsung menangis. Bukan anakku yang banyak maunya, tetapi aku. Ibunya yang belum selesai dengan dirinya.


Kak Jee menambahkan bahwa kita harus bahagia dulu, sebelum membahagiakan orang lain. Oleh karena itu, kita perlu mengenal diri kita lebih baik, kita juga perlu terhubung dengan diri kita sendiri atau isitilah kerennya self bonding. Jika kita sudah terhubung dengan baik dengan diri sendiri maka kita akan paham kondisi diri kita itu sedang bagaimana, maunya apa dan harus seperti apa menyikapi dan menyelesaikannya. Semoga Allah memberikan aku kesempatan untuk mengikuti kelas "Self Bonding with Writing". Aamiin.


Terima kasih Allah, telah membantuku menjadi lebih baik lagi. Terimakasih Kak Jee dan Bunda Erlik. Terimakasih teman-teman peserta webinar atas energi baik yang kalian pancarkan. Terimakasih aku, yang mau berproses menjadi lebih baik lagi.





No comments:

Post a Comment