Monday, February 15, 2016

Ujian

Sumber gambar: http://bioenergicenter.com/wp-content/uploads/2013/04/life.jpg

Manusia, di dalam hidupnya akan terus menuai ujian dan cobaan. Masalah dan penyelesaian. Air mata berikut tawa sebagai penawarnya. Sudah demikian garisnya, hingga sampai pada batas akhir dinasnya di dunia.

Ujian datang sebagai penyempurna keimanan seseorang sebagaimana yang telah Alloh terangkan di dalam firmanNYA. Kualitas dan kapasitas seseorang perlu mendapat ujian sedemikian rupa agar tak ada lagi keraguan di dalamnya. Bukankah kita telah mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari? Sekolah yang telah kita lewati selalu mengadakan ujian, yang kemudian menentukan lulus atau tidak. Setelah lulus pun, kita akan mengikuti ujian untuk diterima disekolah terbaik atau tidak. Bekerja pun demikian. Bagaimana mungkin kita akan masuk surga dengan fasilitas nomor wahid tanpa ujian? Mustahil kan?

Ujian itu sunnatullah. Mutlak dihadapi oleh semua manusia yang sedang mengembara di bumi. Berat ringannya sebenarnya dilihat dari sudut pandang dan penerimaan dari masing-masing manusia itu sendiri. Di sinilah yang akhirnya akan menentukan kelas surga yang kelak akan kita masuki.

Seandainya kita mau memahami lebih dalam hakikat ujian yang menimpa diri kita, seringan atau seberat rasa yang mengikutinya, sungguh akan ada banyak nasehat yang kita terima. Akan ada banyak pelajaran yang dapat kita rekam dan tentu saja akan membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ujian yang kita terima juga mengandung pelajaran untuk orang lain. Untuk mereka yang senantiasa mempunyai hati yang penuh kepekaan dan pikiran yang terbuka untuk menerima pelajaran serta nasehat.

Satu hal saja sebenarnya yang harus kita miliki dalam menerima setiap ujian yang diberikan olehNYA, yaitu yakin akan pertolonganNYA. Jika keyakinan itu telah mengakar maka kelapangan hati akan diperoleh kemudian. Hati yang lapang akan selalu menerima segala yang pahit dan manis secara seimbang, tidak berlebihan.

Kisah-kisah umat terdahulu harusnya cukup memberikan gambaran bahwasannya ujian yang kita terima jauh lebih ringan dari mereka dan perjuangan kita bisa jadi belum apa-apa. Permasalahan memang akan terus mengikuti peradaban sebagaimana ujian juga akan terus mengikuti tingkatan keimanan kita. Kita harus selalu siap dengan segala skenario yang ditetapkan olehNYA.

Pernah suatu ketika seorang teman berucap “Ah, aku akan memilih menjadi manusia yang biasa saja agar ujian yang aku terima tidak berat.”.saya pun tersenyum. Pilihannya tidak salah, kan itu haknya. Saya kemudian menanggapi “Kalau bisa menjadi orang yang luar biasa kenapa harus menjadi yang biasa saja? Bukankah lebih istimewa menjadi yang berbeda?” ia pun terdiam dan tersenyum. Sejatinya saya akan melanjutkan “Kalau bisa naik mobil kenapa harus jalan kaki? Kalau bisa masuk surga langsung kenapa harus mencoba neraka?” namun urung karena ia kemudian melanjutkan aktivitasnya. Nah, apalagi yang kita resahkan jika janji Alloh sudah jelas. Tenang, kita tidak sendirian kok mendapat ujiannya.

Purwokerto, 160216
#OneDayOnePost #FebruariMembara




No comments:

Post a Comment